作词 : Esra Karra Dua
作曲 : Esra Karra Dua
Aku tumbuh dari tanah yang kau sirami
Di bawah langit yang kau doakan setiap hari
Nafasku adalah nyala lilinmu
Yang tak pernah padam meski ditiup waktu
Kau taruh siang di telapak tangan
Kau jaga malam di kedua lengan
Meski tubuhmu perlahan digerogoti usia
Tak pernah sekalipun kau minta harga
Aku hanyalah setetes embun
Yang bergelayut di daun kehidupan
Sedang kau adalah hujan berlarut
Membasahi akar hingga tak kering walau sesaat
Aku hanyalah angin kecil
Berhembus tanpa arah yang jelas
Sedang kau adalah pohon tinggi
Yang meneduhi meski rantingmu rapuh sendiri
Setiap langkahku kau bentangkan jalan
Walau bebatuan melukai kakimu perlahan
Tak pernah kau mengeluh di depan mataku
Meski aku tahu tubuhmu kian membiru
Aku menua dengan segenggam mimpi
Kau menua dengan segudang pengorbanan
Dan hingga detik ini, aku belum sempat
Membalas semua yang diam-diam kau tanamkan
Aku hanyalah setetes embun
Yang bergelayut di daun kehidupan
Sedang kau adalah hujan berlarut
Membasahi akar hingga tak kering walau sesaat
Aku hanyalah angin kecil
Berhembus tanpa arah yang jelas
Sedang kau adalah pohon tinggi
Yang meneduhi meski rantingmu rapuh sendiri
Dan saat kelak waktu menutup cerita
Aku ingin sempat berbisik di telingamu
Terima kasih, meski aku tahu
Tak ada kata yang cukup untuk membalut jasamu.
作词 : Esra Karra Dua
作曲 : Esra Karra Dua
Aku tumbuh dari tanah yang kau sirami
Di bawah langit yang kau doakan setiap hari
Nafasku adalah nyala lilinmu
Yang tak pernah padam meski ditiup waktu
Kau taruh siang di telapak tangan
Kau jaga malam di kedua lengan
Meski tubuhmu perlahan digerogoti usia
Tak pernah sekalipun kau minta harga
Aku hanyalah setetes embun
Yang bergelayut di daun kehidupan
Sedang kau adalah hujan berlarut
Membasahi akar hingga tak kering walau sesaat
Aku hanyalah angin kecil
Berhembus tanpa arah yang jelas
Sedang kau adalah pohon tinggi
Yang meneduhi meski rantingmu rapuh sendiri
Setiap langkahku kau bentangkan jalan
Walau bebatuan melukai kakimu perlahan
Tak pernah kau mengeluh di depan mataku
Meski aku tahu tubuhmu kian membiru
Aku menua dengan segenggam mimpi
Kau menua dengan segudang pengorbanan
Dan hingga detik ini, aku belum sempat
Membalas semua yang diam-diam kau tanamkan
Aku hanyalah setetes embun
Yang bergelayut di daun kehidupan
Sedang kau adalah hujan berlarut
Membasahi akar hingga tak kering walau sesaat
Aku hanyalah angin kecil
Berhembus tanpa arah yang jelas
Sedang kau adalah pohon tinggi
Yang meneduhi meski rantingmu rapuh sendiri
Dan saat kelak waktu menutup cerita
Aku ingin sempat berbisik di telingamu
Terima kasih, meski aku tahu
Tak ada kata yang cukup untuk membalut jasamu.